Langsung ke konten utama

PENGALAMAN PERTAMA NAIK FERRY BATAM-BUTON

Menjelang mudik lebaran di tahun 2019 ini aku sudah bertekad pulang kampung. Walaupun sebelumnya aku belum memastikan mau naik kendaraan air atau udara, yang penting aku mempersiapkan semua barang-barang yang akan aku bawa pulang.

source: google

Maaf ya fotonya aku ambil dari google karena ngga ada sama sekali aku ambil foto apapun karena kalau udah di perjalanan jadi nggak mood untuk foto sangking riwehnya.


Namun, karena aku cuma fokus ke barang-baang bawaan, aku sampe lupa kalau bulan puasa sudah  dimulai dan lebaran hanya dalam hitungan minggu. Pas aku ngecek harga tiket pesawat Batam - Pekanbaru, harga tiket masih di sekitaran 700rb, yang mana 2x lipat dari harga tiket yang kubeli pas Sept 2018. Inipun tanpa bagasi. Aku pun coba liat harga tiket kalau pakai ferry di internet dan ternyata lebih murah. Aku lupa pastinya berapa, tapi aku akan kasih tau harga tiket real nya nanti ya.

Langsung aja ke pokok pembahasan.

Jika temen-temen mau naik ferry, langsung datang aja ke loketnya sekitar 3 jam sebelum keberangkatan. Untuk ferry Batam-Buton, jam keberangkatan yaitu pukul 6 pagi. jadi temen-temen bisa beli tiketnya jam 3. Uwww... ngantuk boss... emang. Aku pikir, jam 4 masih bisa sih karena sejam sebelum berangkat, penumpang masih bisa boarding. 

Namun, karena ini mau mudik lebaran, aku pesen di H-25 karena takut kehabisan tiket. Harga tiketnya yaitu 320rb dengan menggunakan ferry Dumai Express (Dumai Line) dan aku harus check in sehari sebelum berangkat. Ferry aku untuk tanggal 1 Juni, jadi aku check in di tanggal 31 Maret dengan dikenai biaya tambahan 10rb. Untuk temen-temen ketahui bahwasannya sampai saat ini belum ada pemesanan tiket online untuk Batam-Buton dan sebaliknya, jadi ya harus ke terminal di pelabuhan.

Oya, kalau temen-temen mau ke Buton dari Batam, temen-temen bisa berangkat dari pelabuhan Sekupang. Di sana pelabuhannya cukup luas dibanding yang ada di Buton. Jangan khawatir kesasar karena banyak penjaga yang bersedia membantu dan tanda-tanda penunjuk arah di sana cukup jelas.

Kalau mudik lebaran, biasanya temen-temen bawa banyak barang kan untuk oleh-oleh rumah? Aku sarankan hanya bawa barang banyak kalau temen-temen pergi bersama temen laki-laki, saudara laki-laki, bapak yang masih kuat ataupun suami karena temen-temen harus angkat-angkat barang pas pengambilan bagasi. Aku sendiri kewalahan karena aku cewe dan barangku lumayan banyak waktu itu... Kalau sendiri dan cewe lebih baik hanya bawa tas satu aja yang bisa diletakkan di bawah kursi tempat duduk kita.

Ngomong-ngomong, pas aku naik ferry, banyak abang-abang berseragam biru muda yang bantu naikin barang ke bagasi. Temen-temen siapin uang kecil di saku ya karena mereka nanti minta ongkos angkat barang 5rb per tasnya atau per kardusnya. Bagasi barang ada di tempat paling atas ferry. Kalau temen-temen mau jaga barang sendiri di bawah kaki, silakan menolak secara halus ketika ditawarin untuk menaruh barang bawaan ke bagasi. Dan ini boleh-boleh aja, asal barangnya memang memungkinkan untuk dijaga sendiri. Kalau barangnya besar, aku nggak yakin temen-temen dibolehin jaga sendiri karena pasti ngga muat juga diletak di bawah kursi dan bisa jadi keberadaannya mengganggu kenyamanan penumpang lain.

Di hari H keberangkatan, aku cuma tidur 3 jam di rumah. Akibat santai yang berlebihan, aku baru sibuk packing pas malamnya. Nah, aku bangun jam 3 pagi untuk mandi dan sahur. Akupun berangkat pakai Go-Car jam 4 pagi ke pelabuhan dan di sana antrean mobil mengular panjang. Jam setengah 5 penumpang yang sudah punya tiket bisa langsung boarding. Kata-kata petugasnya buat aku mikir, berarti masih ada yang belum punya tiket. Berarti bisa dong ya beli pas hari H? Mungkin ya gaes. Tapi daripada takut kehabisan tiket dan ngga pulang kampung, belilah tiket jauh-jauh hari (jika berangkat pas waktu mudik lebaran). Untuk yang muslim, temen-temen bisa solat di ferry kalau belum solat subuh. Nah, pas aku sudah tiba di pelabuhan pukul 4.30, aku dan penumpang lain diminta untuk langsung masuk ferry, tapi nyatanya berangkat setengah 7. Yup, aku nunggu 2 jam di dalam ferry dengan AC kenceng banget nyembur di muka aku. Aku sangat sangat merekommendasikan temen-temen untuk memakai jaket tebal atau selimut kalau berangkat pagi, karena di dalam ferry dingin banget. Aku bahkan sampai ingusan mendadak sampai menggigil juga karena ngga pakai jaket. Kalau bisa bawa tisue sekalian ya.

Di jam set 7 ferry pun berangkat.Hufftt... dari segi ketepatan waktu, udah pasti ngga tepat waktu.
1. Pas aku beli tiket, bilangnya berangkat jam set 6
2. Pas aku uda di pelabuhan mau berangkat, ditulisnya berangkat jam 5 di layar monitor pengumuman
3. Di internet kalau ga salah jam 7
4. Kenyataan berangkat jam set 7

Ngga bisa dipungkiri, karena semua barang diangkut pakai tenaga manusia, pekerjaan jadi lebih lambat. Orang-orang yang mudik juga bawa barang banyak-banyak, jadi mungkin ini penyebab keterlambatan. Semoga di masa depan, bisa ditingkatkan lagi soal ketepatan waktu ini plus semoga tiketnya bisa dibeli online jadi ngga perlu bolak-balik ke pelabuhan pas book tiket. Menghemat waktu dan biaya juga.

Kira-kira 5 jam perjalanan, ferry pun sampai di pelabuhan Tanjung Buton. Namun, proses penurunan barang berlangsung cukup lama kira-kira sejam. Kita bisa ambil barang-barang di bagian pengambilan barang. Aku saranin jangan ambil langsung dari kapal, karena ini memperlembat kerja petugas yang ngebantu nurunin barang. Lagian cuma bayar 10rb per barangnya, jadi tolong banget tertib dan ikutin aturan.

Nah, di pengambilan barang, memang sih ni kami berdesak-desakan untuk ambil barang. Barang dioper dari pagar ketinggian sekita 120cm. Makannya aku saranin bawa temen laki-laki yang bisa ambil barang, kalau engga resiko desak-desakan di kerumunan laki-laki atau ambil barang terakhir, dikhawatirkan sih ada yang salah ambil barang, jadi kalau terakhir sangat riskan sih. Yah, ini sih bagian teribet menurut aku. Semoga di Batam dan di Buton udah ada mesin seperti di bandara yang transfer barang bawaan ke penumpang tanpa harus berdesak-desakan.

Pas aku sampai di pelabuhan, aku ngga dijemput. Sedih banget ya. Tapi, ya udahlah ngga apa yang penting bisa pulang. Di sana aku coba cari travel ke Siak dan alhamdulillah dapet. Ortu dan adik jemput di persimpangan kampung. Setelah beberapa hari yang melelahkan akhirnya aku sampai juga di rumah.

Sekian..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Meme 'Rindu Itu Berat' dalam Film Dilan Kocak Abis

Sudah nonton film Dilan? Film Dilan diambil dari sebuah novel mahakarya Pidi Baiq dengan judul yang sama. Dengan alur cerita yang menarik, aktor dan aktris idola remaja masa kini, setting yang keren, plus script yang "NGENA" membuat film Dilan menjadi begitu viral, guys. Sosok Dilan digambarkan sebagai remaja yang cerdas dan juga puitis. Ada satu kata-kata Dilan di film ini yang dijadkan quote dan hits di media sosial. "Rindu itu berat, kamu takkan kuat, biar aku saja."

TERJEMAHAN BAHASA GAUL

H3y, teM4n" Q CemUa, pH4 kBar? Q b3Q" j4 AlhamduLillah Ihhhhhhh....... ALAY BANGET! Masih banget nulis campur-campur angka dan huruf kapitalnya sembarangan aja posisinya -__- But, anyway, temen-temen tahu nggak sih Bahasa Inggrisnya "alay" dan beberapa kata gaul dalam Bahasa Indonesia? Kalau temen-temen penasaran, please continue reading.  Wkwkwk udah kaya youtuber aja.